Beranda | Artikel
Maksiat Membuatmu Lemah - Syaikh Abdurrazzaq Al-Badr #NasehatUlama
Senin, 22 November 2021

Maksiat Membuatmu Lemah – Syaikh Abdurrazzaq Al-Badr #NasehatUlama

Penulis rahimahullah berkata, “Di antaranya, maksiat dapat melemahkan hati dan badan. Adapun tentang maksiat dapat melemahkan hati maka itu sudah sangat jelas, bahkan maksiat terus melemahkan hati hingga dapat mematikan hati itu seluruhnya. Adapun tentang maksiat dapat melemahkan badan, maka sesungguhnya kekuatan seorang mukmin ada pada hatinya, sehingga semakin kuat hatinya, maka semakin kuat pula badannya.

Adapun seorang pelaku dosa, meskipun ia memiliki badan yang kuat, namun badannya akan menjadi lemah sekali ketika dibutuhkan, dan kekuatannya mengecewakannya ketika ia sangat membutuhkannya. Perhatikan saja kekuatan badan kaum Persia dan Romawi, bagaimana mereka dikecewakan kekuatan mereka sendiri saat sangat membutuhkannya, dan akhirnya dikalahkan oleh orang-orang beriman berkat kekuatan badan dan hati mereka.” Ini juga termasuk pengaruh dari maksiat yang dapat menyebabkan kelemahan bagi orang yang bermaksiat itu terhadap hati dan badannya.

Maksiat menyebabkan ‘wahn’, yakni kelemahan pada hati dan badannya. Adapun kelemahan hati maka maksiat yang dilakukan oleh seorang hamba atau maksiat yang diperbuat oleh seseorang akan membuat hati menjadi berpenyakit. Membuat hati menjadi berpenyakit, karena maksiat itu adalah penyakit. Dan penyakit merupakan bentuk kelemahan. Sehingga akibat maksiat, hati menjadi berpenyakit dan lemah. Dan semakin banyak maksiat yang dilakukan maka akan bertambah pula kelemahan pada hatinya, hingga sebagaimana dikatakan penulis, sampai pada kemaksiatan itu melenyapkan kehidupan hati itu sepenuhnya. Yakni kemaksiatan itu terus menerus melemahkan kehidupan dalam hati hingga hati itu benar-benar kehilangan kehidupannya. Inilah makna ungkapan sebelumnya bahwa MAKSIAT ADALAH PENGANTAR MENUJU KEKAFIRAN. Maksiat adalah pengantar menuju kekafiran; yakni maksiat itu melemahkan hati dan terus melemahkannya hingga dapat melenyapkan seluruh kehidupan dalam hati itu. Dan yang dimaksud dengan kehidupan di sini adalah kehidupan iman yang merupakan kehidupan yang hakiki. Sedangkan maksiat dapat melemahkan badan adalah karena badan mengikuti keadaan hati. Dan ini dijelaskan pada kita melalui sabda Nabi kita ‘alaihis shalatu wassalam. “Ketahuilah bahwa di dalam tubuh terdapat segumpal darah, jika ia baik maka seluruh tubuh akan baik; dan jika rusak maka seluruh tubuh akan rusak. Ketahuilah, itu adalah hati.” Jadi pergerakan hati akan diikuti oleh badan; jika hati itu kuat maka badan juga ikut menjadi kuat. Namun jika hati itu lemah, maka badan juga ikut menjadi lemah.

============================================================================

قَالَ رَحِمَهُ اللهُ

وَمِنْهَا أَنَّ الْمَعَاصِي تُوْهِنُ الْقَلْبَ وَالْبَدَنَ

أَمَّا وَهَنُهَا لِلْقَلْبِ فَأَمْرٌ ظَاهِرٌ

بَلْ لَا تَزَالُ تُوْهِنُهُ حَتَّى تُزِيْلَ حَيَاتَهُ بِالْكُلِّيَّةِ

وَأَمَّا وَهَنُهَا لِلْبَدَنِ

فَإِنَّ الْمُؤْمِنَ قُوَّتُهُ فِي قَلْبِهِ

وَكُلَّمَا قَوِيَ قَلْبُهُ قَوِيَ بَدَنُهُ

وَأَمَّا الْفَاجِرُ فَإِنَّهُ وَإِنْ كَانَ قَوِيَّ الْبَدَنِ

فَهُوَ أَضْعَفُ شَيْءٍ عِنْدَ الْحَاجَةِ

فَتَخُونُهُ قُوَّتُهُ أَحْوَجَ مَا يَكُونُ إِلَى نَفْسِهِ

وَتَأَمَّلْ قُوَّةَ أَبْدَانِ فَارِسَ وَالرُّومِ

كَيْفَ خَانَتْهُمْ أَحْوَجَ مَا كَانُوا إِلَيْهَا

وَقَهَرَهُمْ أَهْلُ الْإِيمَانِ بِقُوَّةِ أَبْدَانِهِمْ وَقُلُوبِهِمْ

هَذَا أَيْضًا مِنْ آثَارِ

الْمَعَاصِي أَنَّهَا تُسَبِّبُ الْوَهْنَ

لِلْعَاصِي فِي قَلْبِهِ وَبَدَنِهِ

تُسَبِّبُ الْوَهْنَ أَيْ الضَّعْفَ

فِي قَلْبِهِ وَبَدَنِهِ

أَمَّا وَهْنُ الْقَلْبِ

فَمَا يَقَعُ فِيهَا الْعَبْدُ

أَوْ مَا يَقَعُ فِيهِ الْمَرْءُ مِنْ مَعَاصِي

يُمْرِضُ الْقَلْبَ

يُمْرِضُ الْقَلْبَ لِأَنَّ الْمَعْصِيَةَ مَرَضٌ

وَالْمَرَضُ ضَعْفٌ وَوَهْنٌ

فَيَكُونُ الْقَلْبُ بِسَبَبِ الْمَعَاصِي مَرِيْضًا ضَعِيْفًا

وَكُلَّمَا زَادَتْ الْمَعَاصِي

زَادَ هَذَا الْوَهْنُ وَالضَّعْفُ فِي قَلْبِهِ

إِلَى أَنْ يَصِلَ كَمَا قَالَ الْمُصَنِّفُ

بِأَن تُزِيلَ حَيَاتَهُ بِالْكُلِّيَّةِ

يَعْنِي لَا تَزَالُ بِهِ الْمَعَاصِي

تُضْعِفُهُ أَيْ تُضْعِفُ حَيَاتَهُ إِلَى أَنْ تُذْهِبَ حَيَاتَهُ

وَهَذَا مَعْنَى مَا تَقَدَّمَ إِنَّ الْمَعَاصِي بَرِيدُ الْكُفْرِ

إِنَّ الْمَعَاصِي بَرِيدُ الْكُفْرِ فَالْمَعَاصِي لَا تَزَالُ تُضْعِفُ الْقَلْبَ تُضْعِفُ الْقَلْبَ

إِلَى أَنْ تُذْهِبَ عَنْهُ حَيَاتَهُ

وَالْمُرَادُ بِالْحَيَاةِ حَيَاةُ الْإِيْمَانِ

الَّتِي هِيَ الْحَيَاةُ الْحَقِيقِيَّةُ

وَإِضْعَافُهَا لِلْبَدَنِ

لِأَنَّ الْبَدَنَ تَبَعٌ لِلْقَلْبِ

وَيُوَضِّحُ لَنَا ذَلِكَ قَوْلُ نَبِيِّنَا عَلَيْهِ الصَّلَاةُ وَالسَّلَامُ

أَلَا إِنَّ فِي الْجَسَدِ مُضْغَةً

إِذَا صَلَحَتْ صَلَحَ الْجَسَدُ كُلُّهُ وَإِذَا فَسَدَتْ

فَسَدَ الْجَسَدُ كُلُّهُ أَلَا وَهِيَ الْقَلْبُ

فَالْقَلْبُ فِي تَحَرُّكَاتِهِ هُوَ تَبَعٌ لِلْبَدَنِ

فَإِذَا كَانَ الْقَلْبُ قَوِيًّا

كَانَ الْبَدَنُ تَبَعًا لَهُ فِي الْقُوَّةِ

وَإِذَا كَانَ ضَعِيفًا كَانَ الْبَدَنُ

تَبَعًا لَهُ فِي الضَّعْفِ


Artikel asli: https://nasehat.net/maksiat-membuatmu-lemah-syaikh-abdurrazzaq-al-badr-nasehatulama/